Salah satu peralatan vital yang digunakan dalam kegiatan penelusuran gua adalah Tali. Ada ungkapan yang sering kita dengar dari penggiat penelusuran gua adalah “Tali Adalah Hidupmu“. Ini bukan hanya sekedar ungkapan, tetapi pasti lahir dari pendalaman atau penghayatan yang dalam terhadap bagaimana tali menjadi sesuatu yang sangat penting, dimana kita menggantungkan nyawa yang kita miliki dengan penuh keyakinan pada seutas tali. Keyakinan kita tentunya didasari karena pengetahuan yang kita miliki tentang tali yang didesain khusus untuk kegiatan kita.
Tali adalah untaian serat panjang yang terbuat dari berbagai bahan yang berfungsi untuk mengikat, menarik, menjerat, menambat, menggantung dsb. Secara etimologi, tali-temali dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi dan kegunaan tali. Tali pada mulanya berasal dari akar-akar pohon.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan manusia, tali juga mengalami perkembangan, khususnya dalam hal bahan dan konstruksinya. Jika tali pada mulanya hanya berupa akar-akar pohon, maka selanjutnya manusia menciptakan tali dari anyaman serat alam dengan menggunakan peralatan tenun yang masih sederhana. Serat alam yang digunakan kebanyakan dari ijuk atau rambut dan serat alam lainnya seperti kapas, wol, sutera, serta-serat tumbuhan yang lain.
Tali adalah untaian serat panjang yang terbuat dari berbagai bahan yang berfungsi untuk mengikat, menarik, menjerat, menambat, menggantung dsb. Secara etimologi, tali-temali dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi dan kegunaan tali. Tali pada mulanya berasal dari akar-akar pohon.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan manusia, tali juga mengalami perkembangan, khususnya dalam hal bahan dan konstruksinya. Jika tali pada mulanya hanya berupa akar-akar pohon, maka selanjutnya manusia menciptakan tali dari anyaman serat alam dengan menggunakan peralatan tenun yang masih sederhana. Serat alam yang digunakan kebanyakan dari ijuk atau rambut dan serat alam lainnya seperti kapas, wol, sutera, serta-serat tumbuhan yang lain.
Sayangnya, tali yang terbuat dari serat alam tersebut masih memiliki keterbatasan, yakni serat alam mudah mengalami pembusukan dan penyusutan sehingga tidak bertahan lama. Hal ini tentunya memaksa manusia untuk mencari alternatif tali yang bagus, dan karena tuntutan kebutuhan akan tali yang semakin meningkat, maka terciptalah tali yang terbuat dari bahan sintetis, yang memiliki daya tahan yang lebih lama dan lebih kuat dari tali yang terbuat dari serat alam. Tali ini pertama kali diperkenalkan oleh W.H. Carothers, seorang ahli kimia dan di produksi oleh E.I. du Pont de Memors and Co. pada tahun 1938.
Bahan tali
Tali menurut bahannya terdiri atas dua jenis, yaitu tali yang terbuat dari serat alam dan tali yang terbuat dari serat sintetis. Tali yang terbuat dari serat alam seperti rami (hemp), manila, sisal, dsb. Sedangkan tali jenis serat sintetis adalah sbb:
a. Nylon
Nylon adalah nama sebuah zat kimia dari gugusan polyamida. Terdiri atas dua jenis, yaitu Nilon 6 dan Nylon 6.6. Keduanya memiliki sifat yang hampir sama. Nylon 6 memiliki sejumlah nama sesuai dengan tempat pembuatannya, seperti perlon di Perancis, enkalor di Jepang, dan grilon di Swiss. Nylon 6 ini memiliki titik lebur 2150C – 2200C. Nylon t 6.6 terdiri atas dua jenis, yakni Type 707 digunakan pada Bluewater II dan Type Super 707 digunakan pada Bluewater III. Nylon 6.6 ini memiliki titik lebur 2600C. Nylon 6 memiliki Daya Renggang (Stretch Ressistance), Daya Tahan Abrasi (Abbration Ressistance), serta daya tahan matahari yang lebih bagus dibanding Nylon 6.6.0
b. Polyolefin
Polypropylene dan Polyethylene adalah dua jenis Polyyolefin yang memiliki sifat yang dapat mengapung dan tidak menyerap air. Oleh karena itu kedua jenis bahan ini cocok untuk kegiatan yang banyak berhubungan dengan air. Disamping itu tahan terhadap zat-zat asam. Namun demikian tali dari bahan ini tidak cocok untuk kegiatan Rappling dan Prusiking. Polypropylene memiliki titik lebur yang tinggi (1650C) dibanding Polyethylene (1100C – 1200C).
c. Polyester
Tali dari bahan ini biasanya terbuat dari Dacron dan Terylene. Kedua bahan ini sebenarnya hampir sama dengan Nylon, namun Terylene memiliki daya tahan sentakan yang lebih rendah dibanding Nylon. Terylene memiliki daya tahan terhadap asam dan alkalis serta memiliki daya tahan abrasi yang bagus.
d. Serat Campuran (Copolymer)
Mengingat serat-serat sintetis yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dengan cara mencampurkan kedua bahan yang berbeda akan menghasilkan jenis tali yang berkualitas sesuai dengan yang diinginkan. Campuran yang sering dilakukan adalah kombinasi antara Polyester dengan Polyprophylene.
e. Serat Kwalitas Tinggi (High Performance Fibers)
- Kevlar
Serat Kevlar merupakan bahan tali yang memiliki daya tahan pada suhu yang tinggi (8000F atau 4270C) dan memiliki kekuatan tuju kali kekuatan baja. Namundemikian, serat ini tidak tahan terhadap UV dan beberapa bahan kimia. Kevlar mudah putus jika dibengkokkan, seperti dibuat simpul karena kurang mampu menyerap tekanan longitudinal.
- Spectra
Bahan spectra memiliki kekuatan sampai sepuluh kali kekuatan baja. Tali atau webbing yang terbuat dari bahan ini disebut SPECTRA. Keuntungan dari serat ini adalah tidak mudah meyerap air (mudah terapung), memiliki daya tahan abrasi yang bagus, serta tahan terhadap UV dan bahan kimia. Namun, bahan spectra tidak lentur, tidak kuat jika disimpul, dan memiliki titik lebur yang rendah (1500F atau 660C).
- Liquid Crystal Polymers (LCPs)
Serat ini merupakan serat yang sangat kuat terbuat dari Polymer Kristal cair. Bahan ini memiliki daya tahan terhadap suhu dan bahan kimia yang sangat tinggi.
Tali menurut bahannya terdiri atas dua jenis, yaitu tali yang terbuat dari serat alam dan tali yang terbuat dari serat sintetis. Tali yang terbuat dari serat alam seperti rami (hemp), manila, sisal, dsb. Sedangkan tali jenis serat sintetis adalah sbb:
a. Nylon
Nylon adalah nama sebuah zat kimia dari gugusan polyamida. Terdiri atas dua jenis, yaitu Nilon 6 dan Nylon 6.6. Keduanya memiliki sifat yang hampir sama. Nylon 6 memiliki sejumlah nama sesuai dengan tempat pembuatannya, seperti perlon di Perancis, enkalor di Jepang, dan grilon di Swiss. Nylon 6 ini memiliki titik lebur 2150C – 2200C. Nylon t 6.6 terdiri atas dua jenis, yakni Type 707 digunakan pada Bluewater II dan Type Super 707 digunakan pada Bluewater III. Nylon 6.6 ini memiliki titik lebur 2600C. Nylon 6 memiliki Daya Renggang (Stretch Ressistance), Daya Tahan Abrasi (Abbration Ressistance), serta daya tahan matahari yang lebih bagus dibanding Nylon 6.6.0
b. Polyolefin
Polypropylene dan Polyethylene adalah dua jenis Polyyolefin yang memiliki sifat yang dapat mengapung dan tidak menyerap air. Oleh karena itu kedua jenis bahan ini cocok untuk kegiatan yang banyak berhubungan dengan air. Disamping itu tahan terhadap zat-zat asam. Namun demikian tali dari bahan ini tidak cocok untuk kegiatan Rappling dan Prusiking. Polypropylene memiliki titik lebur yang tinggi (1650C) dibanding Polyethylene (1100C – 1200C).
c. Polyester
Tali dari bahan ini biasanya terbuat dari Dacron dan Terylene. Kedua bahan ini sebenarnya hampir sama dengan Nylon, namun Terylene memiliki daya tahan sentakan yang lebih rendah dibanding Nylon. Terylene memiliki daya tahan terhadap asam dan alkalis serta memiliki daya tahan abrasi yang bagus.
d. Serat Campuran (Copolymer)
Mengingat serat-serat sintetis yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dengan cara mencampurkan kedua bahan yang berbeda akan menghasilkan jenis tali yang berkualitas sesuai dengan yang diinginkan. Campuran yang sering dilakukan adalah kombinasi antara Polyester dengan Polyprophylene.
e. Serat Kwalitas Tinggi (High Performance Fibers)
- Kevlar
Serat Kevlar merupakan bahan tali yang memiliki daya tahan pada suhu yang tinggi (8000F atau 4270C) dan memiliki kekuatan tuju kali kekuatan baja. Namundemikian, serat ini tidak tahan terhadap UV dan beberapa bahan kimia. Kevlar mudah putus jika dibengkokkan, seperti dibuat simpul karena kurang mampu menyerap tekanan longitudinal.
- Spectra
Bahan spectra memiliki kekuatan sampai sepuluh kali kekuatan baja. Tali atau webbing yang terbuat dari bahan ini disebut SPECTRA. Keuntungan dari serat ini adalah tidak mudah meyerap air (mudah terapung), memiliki daya tahan abrasi yang bagus, serta tahan terhadap UV dan bahan kimia. Namun, bahan spectra tidak lentur, tidak kuat jika disimpul, dan memiliki titik lebur yang rendah (1500F atau 660C).
- Liquid Crystal Polymers (LCPs)
Serat ini merupakan serat yang sangat kuat terbuat dari Polymer Kristal cair. Bahan ini memiliki daya tahan terhadap suhu dan bahan kimia yang sangat tinggi.
Konstruksi Tali
a. High-Stretch Kernmantle, tali yang mempunyai elongasi yang tinggi. Tali ini biasanya digunakan untuk Pemanjatan Tebing.
b. Low-Stretch Kernmantle, jenis tali ini mempunyai Elongasi yang kecil dan digunakan untuk kegiatan penelusuran gua
c. Webbing, tali ini adalah jenis tali pipih digunakan sebagai bahan Harness, Foot Loop, Cowstail dan dijadikan Sling untuk pemasangan Anchor.
a. High-Stretch Kernmantle, tali yang mempunyai elongasi yang tinggi. Tali ini biasanya digunakan untuk Pemanjatan Tebing.
b. Low-Stretch Kernmantle, jenis tali ini mempunyai Elongasi yang kecil dan digunakan untuk kegiatan penelusuran gua
c. Webbing, tali ini adalah jenis tali pipih digunakan sebagai bahan Harness, Foot Loop, Cowstail dan dijadikan Sling untuk pemasangan Anchor.
Persyaratan Tali
Memilih tali yang baik digunakan dalam penelusuran Gua Vertical, harus memenuhi standar minimal dibawah ini :
a. Konstruksinya adalah Kernmantle
b. Breaking Strength, minimal 1500 kg
c. Harus mampu menahan beban sentak minimal dua kali FF1 dengan beban 80 kg.
d. Diameter tali 8 – 11mm
e. Titik Leburnya mencapai 200° C
Memilih tali yang baik digunakan dalam penelusuran Gua Vertical, harus memenuhi standar minimal dibawah ini :
a. Konstruksinya adalah Kernmantle
b. Breaking Strength, minimal 1500 kg
c. Harus mampu menahan beban sentak minimal dua kali FF1 dengan beban 80 kg.
d. Diameter tali 8 – 11mm
e. Titik Leburnya mencapai 200° C
Diameter Tali
Tali yang sering digunakan berdiameter 3 – 13 mm. Untuk kegiatan Penelusuran Gua vertical tali yang digunakan berdiameter 8 – 11mm. 8 mm sangat baik digunakan untuk gua yang dalam karena ringan yang tentunya memudahkan dalam packing dan membawanya, 9 - 10 mm adalah ukuran tali yang standar untuk Caving dan tali 11 mm sangat baik untuk Rescue.
Kekuatan Tali
Untuk mengetahui kekuatan tali kita dapat melihatnya pada Catalog atau Manual Book dari tali tersebut. Biasanya tertulis Breaking Strength (Kekuatan Putus). Satuannya bisa dalam KN (Kilonewton) atau KG (Kilogram). 1 KN kalau dikilogramkan sebanyak 100 Kg. Ada juga yang namanya Numbers of Falls, yaitu berapa kali beban dijatuhkan hingga tali tersebut terputus. (Standarnya menggunakan FF1 dengan beban 80 Kg). Setelah mengetahui breaking stengthnya yang penting juga harus diketahui adalah SWL (Safe Working Load) atau beban kerja yang aman. Umumnya menggunakan rumus Breaking Strength / 5, kalau penggunaan untuk manusia BS / 10 dan untuk Rescue BS / 15. Berikut ini table tentang Perbandingan kekuatan tali dengan berbagai ukuran diameter.
Untuk mengetahui kekuatan tali kita dapat melihatnya pada Catalog atau Manual Book dari tali tersebut. Biasanya tertulis Breaking Strength (Kekuatan Putus). Satuannya bisa dalam KN (Kilonewton) atau KG (Kilogram). 1 KN kalau dikilogramkan sebanyak 100 Kg. Ada juga yang namanya Numbers of Falls, yaitu berapa kali beban dijatuhkan hingga tali tersebut terputus. (Standarnya menggunakan FF1 dengan beban 80 Kg). Setelah mengetahui breaking stengthnya yang penting juga harus diketahui adalah SWL (Safe Working Load) atau beban kerja yang aman. Umumnya menggunakan rumus Breaking Strength / 5, kalau penggunaan untuk manusia BS / 10 dan untuk Rescue BS / 15. Berikut ini table tentang Perbandingan kekuatan tali dengan berbagai ukuran diameter.
Hal yang harus diperhatikan adalah pengurangan kekuatan tali. Ada berapa hal yang bisa mengurangi kekuatan tali yaitu :
- ketika dibuat simpul pada tali, maka pada saat itu pula terjadi pengurangan kekuatan. Pengurangan ini tidak permanen. Hanya pada saat ada simpul tersebut, yaitu disebabkan oleh tegangan dan tekanan yang terjadi pada tali akibat simpul yang dibuat.
- Tali dalam keadaan basah. Tali yang basah bisa berkurang kekuatnnya sampai 35%.
Perawatan Tali
Adapun perawatan tali yang dilakukan adalah :
a. Tali baru sebaiknya dicuci sebelum digunakan.
b. Setiap pemakaian perlu dicatat :
Adapun perawatan tali yang dilakukan adalah :
a. Tali baru sebaiknya dicuci sebelum digunakan.
b. Setiap pemakaian perlu dicatat :
- Berapa lama pemakaian.
- Penggunaannya untuk apa.
- Dalam keadaan kering atau basah.
- Menggunakan alat apa, dll.
c. Hindari terkena sinar matahari langsung dalam waktu yang lama.
d. Jangan menginjak tali, karena dapat menekan butiran pasir masuk kedalam tali yang dapat merusak struktur tali.
e. Hindarkan tali dari zat-zat kimia.
f. Setiap habis pemakaian sebaiknya tali dicuci.
g. Mencuci tali sebaiknya menggunakan sikat yang halus atau menggunakan sikat khusus pencuci tali.
h. Sebaiknya tidak menggunakan detergen pada saat mencuci tali.
i. Keringkan ditempat teduh yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
j. Simpan ditempat yang kering dengan temperature yang sedang dan digantung, usahakan tidak menempel pada dinding.
d. Jangan menginjak tali, karena dapat menekan butiran pasir masuk kedalam tali yang dapat merusak struktur tali.
e. Hindarkan tali dari zat-zat kimia.
f. Setiap habis pemakaian sebaiknya tali dicuci.
g. Mencuci tali sebaiknya menggunakan sikat yang halus atau menggunakan sikat khusus pencuci tali.
h. Sebaiknya tidak menggunakan detergen pada saat mencuci tali.
i. Keringkan ditempat teduh yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
j. Simpan ditempat yang kering dengan temperature yang sedang dan digantung, usahakan tidak menempel pada dinding.
Sumber : Indra Wahyudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar