Fotografi secara harfiah merupakan gabungan kata foto dan grafi yang masing-masing bermakna cahaya dan menulis , jadi fotografi dapat diartikan sebagai menulis atau melukis dengan menggunakan cahaya. Cahaya merupakan komponen utama dalam fotografi, tanpa cahaya mustahil fotografi dapat berlangsung Dalam fotografi tercakup serangkaian kegiatan yakni memotret, mencuci film, mencetak foto, dan membesarkannya. Seluruh kegiatan diatas dapat dikerjakan secara individual dan manual, namun juga dapat juga hanya sebagian saja yang harus dikerjakan secara individual dan manual, karena sebagian telah dikerjakan secara profesional oleh perusahaan ‘perfilman’.
Memotret
Disamping kamera , film dan peralatan pendukung lainnya kegiatan memotret membutuhkan satu bakat / talenta seni tersendiri dan / atau pengalaman / jam terbang yang tinggi untuk mendapatkan
sesuatu yang bisa dinikmati.
Talenta seni tidak bisa dikesampingkan karena kegiatan memotret tidak jauh beda dengan kegiatan-kegiatan bernafas seni lainnnya, terutama melukis, hanya saja bahan baku yang digunakan disini adalah cahaya. Jadi talenta dapat disebut suatu kemutlakan dalam kegiatan ini. Penguasaan kamera, membaca momen, pencahayaan, pengaturan komposisi tidak bisa diperoleh dari talenta saja. Pengetahuan fotografi dan pengalaman/jam terbang memotret merupakan unsur utama terciptanya karya-karya agung dalam fotografi. Jadi talenta harus berjalan seiring dengan pengetahuan dan pengalaman / jam terbang memotret.
Mencuci Film
Setelah film melewati proses pemotretan yang menyinari film dengan pantulan cahaya dari objek yang diharapkan, pada film akan terbentuk suatu bayangan objek tersebut. Bayangan itu ada tetapi tidak tampak (laten) sebelum melewati proses pencucian dengan menggunkan cairan khusus pencuci film. Setelah itu film yang dicuci akan menjadi klise, yang pada film negatif hitam putih akan muncul warna yang terbalik dari warna objek sebenarnya, pada film negatif berwarna akan muncul warna komplemen dari warna yang ada pada objeknya dimana warna langit menjadi kuning dan rumput menjadi merah dan pada film positif warna akan sama seperti warna objeknya.
Memotret
Disamping kamera , film dan peralatan pendukung lainnya kegiatan memotret membutuhkan satu bakat / talenta seni tersendiri dan / atau pengalaman / jam terbang yang tinggi untuk mendapatkan
sesuatu yang bisa dinikmati.
Talenta seni tidak bisa dikesampingkan karena kegiatan memotret tidak jauh beda dengan kegiatan-kegiatan bernafas seni lainnnya, terutama melukis, hanya saja bahan baku yang digunakan disini adalah cahaya. Jadi talenta dapat disebut suatu kemutlakan dalam kegiatan ini. Penguasaan kamera, membaca momen, pencahayaan, pengaturan komposisi tidak bisa diperoleh dari talenta saja. Pengetahuan fotografi dan pengalaman/jam terbang memotret merupakan unsur utama terciptanya karya-karya agung dalam fotografi. Jadi talenta harus berjalan seiring dengan pengetahuan dan pengalaman / jam terbang memotret.
Mencuci Film
Setelah film melewati proses pemotretan yang menyinari film dengan pantulan cahaya dari objek yang diharapkan, pada film akan terbentuk suatu bayangan objek tersebut. Bayangan itu ada tetapi tidak tampak (laten) sebelum melewati proses pencucian dengan menggunkan cairan khusus pencuci film. Setelah itu film yang dicuci akan menjadi klise, yang pada film negatif hitam putih akan muncul warna yang terbalik dari warna objek sebenarnya, pada film negatif berwarna akan muncul warna komplemen dari warna yang ada pada objeknya dimana warna langit menjadi kuning dan rumput menjadi merah dan pada film positif warna akan sama seperti warna objeknya.
KAMERA
Kamera merupakan peralatan utama dalam fotografi, khususnya memotret atau mengambil gambar objek yang diinginkan . Tidak sedikit jenis kamera yang ada dan kini era baru kamera digital sudah populer dan sangat mempermudah dan memungkinkan penangkapan lebih banyak momen yang sebelumnya tidak mungkin tertangkap oleh kamera era sebelumnya. Demikian juga penggunaan media
penyimpanan gambar dalam bentuk disc dan proses pencetakan film menggunakan komputer dan komponen canggih saat ini.
Berdasarkan ukuran film yang digunakan kamera dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu :
1. Kamera Format Kecil (Small format) , termasuk didalamnya :
Kamera merupakan peralatan utama dalam fotografi, khususnya memotret atau mengambil gambar objek yang diinginkan . Tidak sedikit jenis kamera yang ada dan kini era baru kamera digital sudah populer dan sangat mempermudah dan memungkinkan penangkapan lebih banyak momen yang sebelumnya tidak mungkin tertangkap oleh kamera era sebelumnya. Demikian juga penggunaan media
penyimpanan gambar dalam bentuk disc dan proses pencetakan film menggunakan komputer dan komponen canggih saat ini.
Berdasarkan ukuran film yang digunakan kamera dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu :
1. Kamera Format Kecil (Small format) , termasuk didalamnya :
- Kamera 110 , menggunakan film dengan ukuran 13 x 17 mm, yang sudah terpacking dalam sebuah cartridge yang sudah disesuaikan dengan ukuran kameranya.
- Kamera 126, menggunakan film dengan ukuran 26 x 26 , yang juga sudah terpacking dalam cartidge.
- Kamera 35 mm (120), atau kamera standar yang paling populer digunakan baik di kalangan amatir maupun profesional. Kamera ini mempergunakan film dengan ukuran 24 x 36 mm.
2. Kamera format sedang (medium format), sering disebut kamera 120 dengan ukuran film berkisar antara 6 x 6 cm, 6 x 7 cm, dengan diagonalnya 84 mm dan sebuah ukuran diantaranya. Format kamera dan film ini sering digunakan para profesional dalam berbagai kepentingan pemotretan periklanan.
3. Kamera format besar (large format), menggunakan film ukuran 4 x 5 inchi dengan diagonalnya 162,5 mm.
Berdasar teknologi yang dipergunakan , kamera dapat dikategorikan dalam tiap kategori besar yaitu :
1. Kamera Manual, masih menggunakan teknologi mekanis dimana segala sesuatunya belum tergantung pada batery sebagaii daya penggerak kopmponenkomponennya. Didalamnya termasuk kamera semi otomatis yang merupakan gabungan teknologi mekanik dan elektronik.
2. Kamera Otomatis , menggunakan batere sebagai penggerak seluruh komponennya
3. Kamera Digital , mengunakan teknologi digital dalam proses penyimpanan gambar dan media penyimpanan yang telah menggunakan disc.
Berdasarkan jumlah reflektor yang dipergunakan , kamera dapat digolongkan menjadi :
1. Kamera range finder , diantaranya adalah kamera yang populer dengan sebutan pocket camera. Disamping view finder yang terpisah dengan lensanya , kamera pocket ini hanya digunakan untuk kebutuhan pembuatan foto yang cepat dan sederhana, sesederhana fasilitas yang disediakan.
2. Kamera Releks Lensa Tunggal (Single Lens Reflektor - SLR), menggunakan satu lensa dimana bayangan dari objek yang hendak diambil gambarnya jatuh pada satu cermin yang merefleksikan ke view finder . Agar bayangan objek tidak terlihat terbalik , digunakan suatu pentaprisma sebagai pembalik bayangan sebelum mencapai view finder.
3. Kamera Refleks Lensa Kembar (Double Lens Reflektor - DLR), menggunakan dua buah lensa tersusun dimana antara fungsi pengambil cahaya pantulan objek yang akan menimbulkan bayangan pada klise terpisah dengan fungsi pengamat objek (view finder). Disini akan muncul efek paralaks yakni perbedaaan pengamatan objek dengan hasil bayangan objek yang terjadi pada klise, terutama pada pemotretan jarak dekat (close-up).
Namun apapun jenis dan merk kamera, inti dasar fungsi dari komponennya tidka jauh berbeda, dan untuk mengetahui komponenkomponen dalam kamera beserta fungsinya akan dicontohkan pada kamera SLR yang pada umumnya memiliki komponen dasar sebagai berikut :
1. Lensa, mempunyai fungsi utama sebagai pintu msuk cahaya dari pantulan sinar objek yang hendak diambil gambarnya.
2. Speed shuter , bertugas mengatur dan mengontrol jumlah serta lamanya cahaya yang masuk ke film
3. Focal Plane (tabir film), menentukan kecepatan penyinaran film
4. Diafragma , bertugas mengatur ukuran lubang yang menentukan jumlah cahaya yang akan masuk.
5. Speed shuter release , tombol pelepas speed shuter / rana.
6. Depth of Field (Skala ruang tajam ) , skala penunjuk batas-batas ketajaman objek yang diinginkan.
7. View Finder (Jendela Pengamat), pada intinya lubang / jendela untuk mengamati objek yang akan diambil.
8. Film Advance Lever ( Tuas pengokang film )
9. Film Speed Dial gelang pengatur kecepatan film (ASA/ISO/BS/DIN) yang akan dipergunakan.
10. Self Timer, komponen penangguh waktu pelepasan rana.
11. Film Rewind Crank , tuas penggulung balik film yang sudah terpakai
12. Hot Shoe, sepatu tempat dudukan lampu kilat
13. Light Meter Switch, tombol pengatu banyaknya cahaya yang dibutuhkan
14. Flash Contacts, terminal sinkronisasi lampu klilat
15. Lens Auto-manual Switch , kunci pelepas rana.
FILM
Film merupakan media perekam dan penyimpan objek yang kita potret.Setelah cahaya melalui lensa yang telah diatur jumlah dan lamanya sesuai yang dibutuhkan seperti yang ditunjukkan oleh light meter , cahaya yang berasal dari pantulan objek akan memberikan bayangan .laten. pada film . Apabila cahaya yang msauk berlebih, film akan mengalami over exposure atau bahan terbakar, dan saat cahaya yang masuk kurang dari yang sebenarnya, film akan menjadi under exposure.
Film terbuat dari bahan kimia (perak halida atau perak bromida ) yang sangat peka terhadap cahaya, ditunjukkan dalam skala ISO/ASA/BS atau DIN,yang mampu merekam objek dalam bentuk bayangan ‘laten’Bayangan ini baru terlihat setelah film mengalami proses pencucian terlebih dahulu.
Film dapat dikategorikan dalam berapa jenis seperti spesifikasi dibawah ini :
Film merupakan media perekam dan penyimpan objek yang kita potret.Setelah cahaya melalui lensa yang telah diatur jumlah dan lamanya sesuai yang dibutuhkan seperti yang ditunjukkan oleh light meter , cahaya yang berasal dari pantulan objek akan memberikan bayangan .laten. pada film . Apabila cahaya yang msauk berlebih, film akan mengalami over exposure atau bahan terbakar, dan saat cahaya yang masuk kurang dari yang sebenarnya, film akan menjadi under exposure.
Film terbuat dari bahan kimia (perak halida atau perak bromida ) yang sangat peka terhadap cahaya, ditunjukkan dalam skala ISO/ASA/BS atau DIN,yang mampu merekam objek dalam bentuk bayangan ‘laten’Bayangan ini baru terlihat setelah film mengalami proses pencucian terlebih dahulu.
Film dapat dikategorikan dalam berapa jenis seperti spesifikasi dibawah ini :
- Berdaasr klise yang disediakan, film terdiri dari film positif dan negatif baik berwarna maupun hitam putih Berdasar ukurannya, film terdiri dari format kecil (small format), medium dan besar (large).
- Berdasar tingkat kepekaannya, film terdiri dari film kepekaan rendah (ASA/ISO/BS dibawah 64), kepekaan sedang (ASA/ISO/BS 160-800) dan kepekaan sangat tinggi (ASA/ISO/BS diatas 800).
- Khusus untuk film berwarna, berdasar cahaya yang akan digunakan untuk menyinari objek , film berwarna terdiri dari daylight film(untuk cahaya matahari) dan tungsten light film (untuk cahaya lampu ). Pada film tungsten sendiri masih dapat dikategorikan dalam dua kelompok yakni cahaya lampu tipe A (3400 . 3500 K) dan cahaya lampu tipe B (3200 K).
Selain film yang telah disebutkan diatas media penyimpan gambar objek yang dipakai dalam dunia fotografi digital ialah disc (floopy disc / disket , hard disc dan CD).
Peralatan Pendukung
Disamping kamera dan film, peralatan pendukung lainnya yang akan membantu mempermudah proses fotografi antara lain :
1. Lensa , meskipun merupakan salah satu bagian dari kamera , lensa dapat dikategorikan sebagai peralatan pendukung fotografi. Lensa sangat berpengaruh terhadap hasil foto yang akan kita dapatkan , terutama pengaruh depth of field yang secara teknis terjadi dengan pemakaian suatu kamera. Skala ruang tajam akan semakin besar dengan semakin kecilnya diafragma dan semakin panjangnya titik api suatu lensa.
Menurut jenisnya, lensa dapat dibagi menjadi :
• Lensa normal , adalah lensa standar kamera yang umumnya mempunyai panjang titik api 50 mm.
• Lensa Wide Angle atau sudut lebar, mempunyai sudut pandang yang sangat lebar dengan ukuran panjang titik api yang biasanya dibawah 35 mm. Digunakan pada pemandangan, interior ruangan dan kebutuhan sudut pandang lebar lainnya.
• Lensa Tele, mempunyai panjang titik api yang besar (diatas 70 mm) dan mempunyai sudut pandang sempit. Lensa tele ini mampu mendekatkan objek yang sangat jauh dan sangat bagus untuk foto close-up dan kegiatan para paparazi.
• Lensa Zoom, memiliki lebih dari satu titik api sehingga kita tidak perlu repot mengganti-ganti lensa pada satu kamera pada kegunaan yang berbeda. Lensa Makro / Mikro mempunyai kemampuan pembesaran objek yang akan dipotret. Biasa digunakan untuk pemotretan close-up objek kecil seperti serangga , bunga dsb.
• Lensa Fish Eye atau mata ikan , memiliki karakteristik yang sama dengan mata ikan sehingga sudut pandangnya bisa sangat lebar (mendekati 360 derajat), membuat foto yang dihasilkan melengkung.
Peralatan Pendukung
Disamping kamera dan film, peralatan pendukung lainnya yang akan membantu mempermudah proses fotografi antara lain :
1. Lensa , meskipun merupakan salah satu bagian dari kamera , lensa dapat dikategorikan sebagai peralatan pendukung fotografi. Lensa sangat berpengaruh terhadap hasil foto yang akan kita dapatkan , terutama pengaruh depth of field yang secara teknis terjadi dengan pemakaian suatu kamera. Skala ruang tajam akan semakin besar dengan semakin kecilnya diafragma dan semakin panjangnya titik api suatu lensa.
Menurut jenisnya, lensa dapat dibagi menjadi :
• Lensa normal , adalah lensa standar kamera yang umumnya mempunyai panjang titik api 50 mm.
• Lensa Wide Angle atau sudut lebar, mempunyai sudut pandang yang sangat lebar dengan ukuran panjang titik api yang biasanya dibawah 35 mm. Digunakan pada pemandangan, interior ruangan dan kebutuhan sudut pandang lebar lainnya.
• Lensa Tele, mempunyai panjang titik api yang besar (diatas 70 mm) dan mempunyai sudut pandang sempit. Lensa tele ini mampu mendekatkan objek yang sangat jauh dan sangat bagus untuk foto close-up dan kegiatan para paparazi.
• Lensa Zoom, memiliki lebih dari satu titik api sehingga kita tidak perlu repot mengganti-ganti lensa pada satu kamera pada kegunaan yang berbeda. Lensa Makro / Mikro mempunyai kemampuan pembesaran objek yang akan dipotret. Biasa digunakan untuk pemotretan close-up objek kecil seperti serangga , bunga dsb.
• Lensa Fish Eye atau mata ikan , memiliki karakteristik yang sama dengan mata ikan sehingga sudut pandangnya bisa sangat lebar (mendekati 360 derajat), membuat foto yang dihasilkan melengkung.
Pada sebuah lensa bisa diperoleh banyak informasi tentang lensa yang bersangkutan, seperti :
a. Identitas lensa, berisi informasi merk/jenis/nama perusahaan pembuat / negara pembuat
b. Kekuatan lensa, ditentukan oleh perbandingan garis tengah lensa dengan panjang titik api. Biasanya ditunjukkan dengan angka perbandingan.
c. Panjang titik api , menyatakan panjang titik api yang dimiliki lensa dalam satuan milimeter
d. Diameter lensa, ditunjukkan untuk kepentingan aksesoris lensa seperti filter
e. Nomor Lensa, menunjukkan nomor seri suatu lensa
f. Lampu Kilat
g. Filter
h. Tripod atau kaki tiga
i. Cable Release
j. Peralatan pembersih kamera dan lensa , seperti tissue khusus pembersih lensa dan sikat bulu unta
k. Tas kamera
Teknik Dasar Fotografi
Tidak sedikit teknik yang telah dikembangkan dalam dunia fotografi sejalan dengan perkembangan ilmu penngetahuan dan teknologi sekarang ini. Namun dasar yang harus dimiliki sebelum terjun ke dunia ini, adalah :
1. pengetahuan kamera, mengenal kamera secara mendalam baik dari segi teknis maupun fungsional
2. penguasaan sifat lensa, sehubungan dengan jenis lensa yang bervariasi dan mempunyai karakteristik dan sifat masing-masing, penguasaan lensa sanagt menentukan hasil akan kita dapat. Kita harus tahu betul kapan menggunakan lensa normal, lensa tele, lensa sudut lebar dan sebagainya sesuai dengan objek yang akan kita abadikan gambarnya.
3. penguasaan sifat cahaya dan pencahayaan, khususnyacahaya matahari yang selalu berubah dari waktu kewaktu baik intensitas, warna dan arahnya. Karena sifat mata manusia yang sangat adaptif, sehingga perubahan tersebut kurang kasat mataaa, namun kamera akan melihat hal lain dengan apa yang nampak pada mata kita. Untuk itu sifat cahaya harus dikuasai dari waktu ke waktu dengan banyak pengambilan gambar pada semua waktu.
4. momen dan komposisi, kesempatan hanya dating satu kali untuk itulah insting seorang fotografer diuji untuk mengambik keputusan secara cepaat dan tepat apakaah suatu objek layak unutk diambil atau tidak. Berlatih dan memperbanyakjam terbang akan sangat membantu meningkatkan kemampuan membaca momen seorang fotografer.
Demikian juga dengan komposisi gambar yang kita inginkan dengan pemngambilan sudut pandannnng tertentu pada pencahayaan tertentu suatu susnan yang kacau akan berubah menjadi suatu yang harmonis yang tepat. Keduanya berhubungan dengan kemampuan dan bakat yang harus terus menerus dilatih.
a. Identitas lensa, berisi informasi merk/jenis/nama perusahaan pembuat / negara pembuat
b. Kekuatan lensa, ditentukan oleh perbandingan garis tengah lensa dengan panjang titik api. Biasanya ditunjukkan dengan angka perbandingan.
c. Panjang titik api , menyatakan panjang titik api yang dimiliki lensa dalam satuan milimeter
d. Diameter lensa, ditunjukkan untuk kepentingan aksesoris lensa seperti filter
e. Nomor Lensa, menunjukkan nomor seri suatu lensa
f. Lampu Kilat
g. Filter
h. Tripod atau kaki tiga
i. Cable Release
j. Peralatan pembersih kamera dan lensa , seperti tissue khusus pembersih lensa dan sikat bulu unta
k. Tas kamera
Teknik Dasar Fotografi
Tidak sedikit teknik yang telah dikembangkan dalam dunia fotografi sejalan dengan perkembangan ilmu penngetahuan dan teknologi sekarang ini. Namun dasar yang harus dimiliki sebelum terjun ke dunia ini, adalah :
1. pengetahuan kamera, mengenal kamera secara mendalam baik dari segi teknis maupun fungsional
2. penguasaan sifat lensa, sehubungan dengan jenis lensa yang bervariasi dan mempunyai karakteristik dan sifat masing-masing, penguasaan lensa sanagt menentukan hasil akan kita dapat. Kita harus tahu betul kapan menggunakan lensa normal, lensa tele, lensa sudut lebar dan sebagainya sesuai dengan objek yang akan kita abadikan gambarnya.
3. penguasaan sifat cahaya dan pencahayaan, khususnyacahaya matahari yang selalu berubah dari waktu kewaktu baik intensitas, warna dan arahnya. Karena sifat mata manusia yang sangat adaptif, sehingga perubahan tersebut kurang kasat mataaa, namun kamera akan melihat hal lain dengan apa yang nampak pada mata kita. Untuk itu sifat cahaya harus dikuasai dari waktu ke waktu dengan banyak pengambilan gambar pada semua waktu.
4. momen dan komposisi, kesempatan hanya dating satu kali untuk itulah insting seorang fotografer diuji untuk mengambik keputusan secara cepaat dan tepat apakaah suatu objek layak unutk diambil atau tidak. Berlatih dan memperbanyakjam terbang akan sangat membantu meningkatkan kemampuan membaca momen seorang fotografer.
Demikian juga dengan komposisi gambar yang kita inginkan dengan pemngambilan sudut pandannnng tertentu pada pencahayaan tertentu suatu susnan yang kacau akan berubah menjadi suatu yang harmonis yang tepat. Keduanya berhubungan dengan kemampuan dan bakat yang harus terus menerus dilatih.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan komposisi gambar adalah : subjek yang kita harapkan, jarak yang sesuai format vertical-horizontal atau yang lain, latar baik depan maupun belakang yang kita inginklan, apakah semuanya sudah proposional dan menghidupkan gambar yang akan diabadikan.
Teknik lain dalam memotret maupun dalam proses pencetakkannya sudah merambah ke system digitalisasi dengan menggunakan seperangkat computer dan softwarenya yang kini semakin mempermudah rekayasa gambar yang diinginkan. Teknik lain yang dapat dipelajari antara lain :
1. planning, teknik memotret untuk menghentikan objek yang bergerak dengan mengikutkan arah gerak kamera searah gerak dan kecepatan objek
2. bracheting, teknik pemotretan ulang satu objek dengan besar pencahayaan yang berbeda.
3. kroping, proses pembuangan bagian foto yang tidak diharapkan
4. sandwich, teknik penggabungan 2 foto (biasanya slide) dengan bagian emulsi saling berhadapan dan salah satunya dalam kondisi overe-exposure
5. tusir, teknik melukis foto
6. multipoint, teknik penggabungan lebih dari 2 negatif menjadi sebuah foto yang saling melengkapi
7. solarisasi,penyinaran kembali foto setelah diproses dalam larutan pengembang (development)
8. dodging, penyinaran foto paa suatu lokasi sdemikioan sehingga lokasi lain akan terekam putih.
9. double tape
10. hard coloring
11. proyeksi slide ke kanvas
12. membakar slide
13. kolase
14. menggores kertas foto
15. dan lain-lain
Teknik lain dalam memotret maupun dalam proses pencetakkannya sudah merambah ke system digitalisasi dengan menggunakan seperangkat computer dan softwarenya yang kini semakin mempermudah rekayasa gambar yang diinginkan. Teknik lain yang dapat dipelajari antara lain :
1. planning, teknik memotret untuk menghentikan objek yang bergerak dengan mengikutkan arah gerak kamera searah gerak dan kecepatan objek
2. bracheting, teknik pemotretan ulang satu objek dengan besar pencahayaan yang berbeda.
3. kroping, proses pembuangan bagian foto yang tidak diharapkan
4. sandwich, teknik penggabungan 2 foto (biasanya slide) dengan bagian emulsi saling berhadapan dan salah satunya dalam kondisi overe-exposure
5. tusir, teknik melukis foto
6. multipoint, teknik penggabungan lebih dari 2 negatif menjadi sebuah foto yang saling melengkapi
7. solarisasi,penyinaran kembali foto setelah diproses dalam larutan pengembang (development)
8. dodging, penyinaran foto paa suatu lokasi sdemikioan sehingga lokasi lain akan terekam putih.
9. double tape
10. hard coloring
11. proyeksi slide ke kanvas
12. membakar slide
13. kolase
14. menggores kertas foto
15. dan lain-lain
Sumber : DIKTAT Mapala GMS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar